Mengapa Banyak yang Belajar, Tapi Gagal Sukses?

“Saya sudah ikut kelas bisnis, baca banyak buku, dan nonton seminar inspiratif. Tapi kenapa bisnis saya tetap stagnan?”

Kalimat seperti ini sering muncul. Dan mungkin… Anda juga pernah merasakannya.

Hari ini, kita hidup dalam era information overload. Materi belajar melimpah—buku, e-course, podcast, YouTube. Tapi paradoksnya, tingkat keberhasilan praktis justru tak sebanding. Ini bukan karena orang malas belajar. Tapi… karena belajar yang dilakukan belum menyentuh akar.

1. Belajar Itu Perlu, Tapi Belum Cukup
Mayoritas pembelajar saat ini berhenti di level pengetahuan eksplisit:
– Teori bisnis
– Strategi pemasaran
– Rencana kerja
– Kata-kata motivasi
Semua itu penting, tetapi masih di permukaan. Ini seperti memiliki peta tanpa pernah benar-benar menapaki medan sebenarnya.
Kegagalan bukan karena kurang tahu, tapi karena tidak mengalami.

2. Pengetahuan Sejati Butuh Proses: SECI Model
Merujuk pada teori Nonaka & Takeuchi, pengetahuan baru terbentuk sepenuhnya jika melewati siklus SECI:

ProsesPenjelasan
Sosialisasi (Tacit → Tacit)Belajar dari pengalaman orang lain (magang, mentoring)
Eksternalisasi (Tacit → Eksplisit)Mengubah pengalaman menjadi konsep (cerita, diagram)
Kombinasi (Eksplisit → Eksplisit)Menggabungkan ilmu dari berbagai sumber
Internalisasi (Eksplisit → Tacit)Menerapkan teori hingga menjadi kebiasaan dan intuisi


3. Tiga Pola Belajar yang Keliru
1.Belajar demi tahu, bukan demi paham – Fokus pada hafalan, bukan pemahaman mendalam.
2. Belajar tanpa latihan – Sudah ikut 5 kelas copywriting tapi belum pernah menulis satu pun landing page.
3. Belajar tanpa refleksi – Ilmu masuk, tapi tidak pernah dihubungkan dengan konteks pribadi.

Padahal, tacit knowledge tumbuh dari praktik dan makna yang dibangun sendiri.

4. Apa yang Harus Diubah?
Belajar seperti petani: tanam – rawat – tunggu – panen.
Bukan seperti pemulung: kumpulkan banyak-banyak tapi tidak pernah diproses.
Jadikan belajar sebagai proses aktif:
– Praktikkan apa yang Anda pelajari (meski kecil)
– Catat pengalaman dan hubungkan dengan teori
– Diskusikan dengan orang lain, supaya tacit knowledge mereka menular

Penutup: Belajar yang Mengakar, Bukan Mengambang
Kesuksesan bukan datang dari berapa banyak yang Anda tahu, tetapi seberapa dalam Anda menghayati dan mengalaminya.
Belajar harus membawa perubahan:
– Dari tahu → bisa
– Dari bisa → terbiasa
– Dari terbiasa → jadi karakter

Nantikan artikel berikutnya dalam seri ini:
“4 Cara Manusia Menciptakan Pengetahuan (Model SECI)”
Kita akan gali lebih dalam bagaimana pengetahuan benar-benar tercipta, bukan sekadar dijelaskan.

Jika kamu suka artikel ini, share dan beri komentar. Mungkin saja… di sanalah tacit knowledge-mu mulai tumbuh.

HRI10

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *