“Strategi terbaik sekalipun tidak berguna jika tidak disertai intuisi, keberanian, dan kepekaan terhadap waktu.” – Adaptasi dari pengalaman nyata para pelaku bisnis
Dalam dunia bisnis, kita sering memuja teori—model bisnis canvas, strategi marketing, funnel konversi, growth hacking, dan lainnya. Namun dalam praktiknya, yang bertahan dan unggul bukan hanya yang tahu teori, tapi yang bisa membaca situasi dan bertindak cepat.
1. Dapur Koki dan Tacit Knowledge
Bayangkan dapur restoran yang sibuk:
– Tiket pesanan menumpuk.
– Waktu terbatas.
– Pelanggan lapar dan tidak sabar.
Seorang koki senior bisa mengatur tim, merespons dengan cepat, dan tahu mana masakan yang harus disajikan lebih dulu. Ia tidak lagi berpikir langkah demi langkah. Semua terasa “otomatis”—itulah tacit knowledge.
Contoh: “Ini rasa yang pas.” → bukan karena resep tertulis, tapi karena jam terbang.
2. Seorang CEO Juga Mengandalkan Tacit
CEO yang andal:
– Bisa membaca energi tim
– Bisa memutuskan dalam ambiguitas
– Tahu kapan harus “tahan” atau “dorong”
Padahal, semua itu tidak tertulis di SOP. Ia tidak hanya menjalankan strategi, tapi juga merasakan momentum, mengenali sinyal kecil dari pasar, dan tahu siapa yang perlu dipromosikan—tanpa perlu “data lengkap”.
3. Ketika Tacit Hilang: Bahaya Terlalu Teoritis
Banyak perusahaan bangkrut bukan karena kurang strategi, tapi karena:
– Gagal membaca perubahan pasar
– Terlalu kaku mengikuti teori
– Tidak responsif karena menunggu data “sempurna”
Tanpa tacit knowledge:
– Keputusan jadi lambat
– Eksekusi jadi canggung
– Kehilangan feeling lapangan
4. Tacit Harus Ditumbuhkan, Bukan Diharapkan
Kabar baiknya: tacit knowledge bisa dibentuk, asalkan:
– Praktik langsung di dunia nyata
– Evaluasi dan refleksi berulang
– Terbuka terhadap masukan dari mentor atau tim
Contoh penguatan tacit dalam bisnis:
– Magang di unit operasional
– CEO turun ke lapangan
– Diskusi internal antardepartemen
– After-action review (belajar dari kegagalan proyek)
Penutup: Bisnis Adalah Seni dan Sains
– Sains: data, teori, framework
– Seni: intuisi, timing, rasa percaya, dan leadership instingtif
Jika kamu ingin naik level dalam bisnis, jangan hanya mengejar teori. Bangun jam terbang, perbanyak pembelajaran nyata, dan mulailah menghidupi pengetahuanmu sendiri.
Seri selanjutnya:
Membangun Insting Bisnis: Bagaimana Melatih Tacit Knowledge secara Praktikal